Untuk Peredaran Darah
Buah naga
terbilang buah yang baru dikenal di Indonesia. Namanya belakangan ini menjadi
buah bibir di masyarakat luas. Penampilan buah ini sangat unik dan menarik.
Ukurannya sebesar mangga gedong gincu dengan warna merah menyala. Kulitnya
seperti sisik ular besar (naga), tetapi bukan karena itu buah tersebut dikenal
sebagai dragon fruit. Rasanya manis
segar dan sedikit asam.
Seri Kesehatan Keluarga: Sehat dengan Buah
Penulis: Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS
DIAN RAKYAT (c) 2008
Ada empat jenis buah naga, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging
merah (Hylocereus polyrbizus), buah
naga daging super merah (Hylocereus
costaricensis), dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicerius Megalantbus).
Dari keempat jenis buah naga tersebut, buah naga daging putih paling
banyak digemari dan diminati. Selain bentuk dan ukurannya yang lebih besar dari
tiga jenims buah naga lainnya, buah naga daging putih juga terasa lebih segar
karena mengandung rasa masam yang khas. Di Malaysia dan Singapura, buah naga
isi merah adalah jenis yang paling disukai karena rasanya lebih manis
dibandingkan jenis lainnya.
Menetralkan Toksik
Kandungan
serat pada buah naga sangat baik, yaitu mencapai 0,7-0,9 gram per gram. Serat sangat
dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol. Di dalam saluran
pencernaan, serat akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan
kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian, semakin tinggi konsumsi
serat akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan tubuh.
Selain mencegah kolesterol, kandungan serat pada buah naga juga sangat
berguna dalam sistem pencernaan. Serat pangan mampu memperpendek transit time, yaitu waktu yang
dibutuhkan makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan
dalam bentuk feses. Sementara itu, serat pangan akan mengikat zat-zat
karsinogenik. Berkat transit time yang
pendek, maka waktu zat karsinogenik bermukim dalam tubuh juga semakin pendek,
sehingga kesempatan membahayakan tubuh semakin kecil (lihat lampiran).
Buah naga terkenal sebagai salah satu sumber beta-karoten.
Beta-karoten merupakan provitamin A yang di dalam tubuh akan diubah menjadi
vitamin A yang sangat berguna dalam proses penglihatan, reproduksi, dan proses
metabolisme lainnya (lihat lampiran).
Buah naga sangat baik untuk sistem peredaran darah. Buah naga sangat
efektif mengurangi tekanan emosi dan menetralkan toksik dalam darah. Selain
itu, dapat menurunkan kadar kolesterol, penyeimbang gula darah, menguatkan
fungsi ginjal dan tulang, serta meningkatkan kerja otak. Khasiat buah naga
masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat luas. Selain penelitian
tentang buah naga masih sangat terbatas, buah ini masih sangat langka. Bahkan
masih banyak di antara kita yang sama sekali tidak mengenal buah ini.
Buah naga merupakan sumber vitamin dan mineral yang cukup baik. Kadar
vitamin B1 pada buah naga mencapai 0,3 mg per 100 gram daging buah. Konsumsi
vitamin B1 per orang per hari yang dianjurkan adalah 0,5-0,9 mg untuk anak-anak
di bawah 10 tahun , serta 0,9-1,0 mg untuk orang dewasa. Wanita hamil dan ibu
yang sedang menyusui perlu tambahan sebesar 0,3 mg per hari di atas kebutuhan
normalnya.
Pada prinsipnya thiamin (vitamin B1) berperan sebagai ko-enzim dalam
reaksi-reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi
membentuk senyawa kaya energi yang disebut ATP. Kekurangan thiamin akan
menyebabkan polineuritis (beri-beri kering), yang disebabkan oleh terganggunya
transmisi saraf atau jaringan saraf menderita kekurangan energi. Gejala
kekurangan thiamin mula-mula adalah lelah, hilang selera makan, berat badan
menurun, dan gangguan pencernaan.
Buah naga juga memiliki kalium, zat besi, protein, kalsium dalam
jumlah cukup baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Zat-zat tersebut juga
baik untuk menetralkan racun dalam darah, meningkatkan daya penglihatan, dan
mencegah hipertensi.
Kandungan air pada buah naga juga cukup tinggi, yaitu mencapai 83 gram
per 100 gram daging buah. Oleh karena itu, buah naga dapat juga dijadikan
pencuci mulut yang lezat.
Cara Konsumsi
Secara
sederhana, buah naga dimakan dalam keadaan segar, yaitu setelah masak dan
empuk. Mula-mula buah naga dibelah menjadi dua, kemudian bagian daging buahnya
yang putih bertaburan biji hitam kecil-kecil dapat disendoki dan dimakan. Kulit
belahan ditaruh di atas telapak tangan, yang sekaligus berfungsi seperti
mangkok. Cara makan seperti itu secara tradisional dilakukan oleh masyarakat
Indian di Amerika Selatan. Merek ayang enggan makan seperti orang Indian,
mengolah buah menjadi pai. Ada pula yang menyantapnya sebagai dessert dalam bentuk es krim.
Bijinya yang mirip biji selasih dapat dimakan tanpa mengganggu
kesehatan. Daging buahnya terasa sangat menyegarkan dan manis, sehingga sering
dipromosikan sebagai “lebih manis daripada semangka”, tetapi agak asam-asam
sedikit.
Selain dimakan langsung, buah naga juga sudah dibuat sebagai bahan
baku pembuatan minuman anggur. Di Malaysia, buah naga yang belum masak dapat
dimasak sebagai sup dan dicampur dengan daging maupun tulang. Selain itu, buah
naga juga digunakan sebagai bahan baku salad ataupun digoreng dengan sambal
terasi. Selain buahnya, bunga buah naga juga dimanfaatkan sebagai sayuran
ataupun dikeringkan untuk dijadikan teh bunga.
Untuk dikonsumsi secara
langsung, sebaiknya memilih buah nag ayang sudah mata. Buah nag ayang
berkualitas baik tidak memiliki luka-luka di bagian kulitnya. Buah yang terluka
di bagian luarnya dikhawatirkan akan berpengaruh di bagian dalamnya. Jika
ditekan sudah empuk, berarti buah sudah cukup matang untuk dikonsumsi. Buah
naga yang segar biasanya masih diselaputi sulur atau sisik yang berwarna hijau
kekuningan, sedangkan bagian luar buahnya berwarna merah jampu menawan.Seri Kesehatan Keluarga: Sehat dengan Buah
Penulis: Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS
DIAN RAKYAT (c) 2008
Advertisement