Membunuh Sel Tumor
Cempedak (artocarpus champeden) kalah terkenal dibandingkan kerabatnya, buah nangka (Artocarpus integra). Cempedak terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah cempedak lokal, cempedak malaysia, nangka cempedak, dan cempedak air. Cempedak lokal adalah jenis cempedak yang paling banyak dikenal masyarakat Indonesia. Bentuk buahnya lonjong silindris dan berwarna cokelat tanah atau agak kemerahan. Kulit buahnya berduri kecil dan relatif halus. Panjang buah antara 20-35 cm, diameter 10-20 cm, dan berat rata-rata 3-4 kg.
Daging buah cempedak lokal lunak dan mudah hancur, tipis, kaya serat,
dan berwarna kuning gading hingga agak kemerahan, kadang-kadang juga berwarna
putih sampai merah jambu tua. Rasa cempedak lokal ini sangat manis dan aromanya
harum menusuk hidung, mendekati aroma durian atau mangga. Beberapa orang
berpendapat bahwa cempedak lokal ini jauh lebih nikmat dibandingkan nangka.
Lebih Berenergi
Dibandingkan
dengan buah nangka, harga buah cempedak lebih mahal, dan sulit ditemui jika
tidak pada musimnya. Namun, kenikmatan buah cuah cempedak tidak dapat
digantikan oleh buah nangka. Kedua buah tersebuh meskipun memiliki penampakan
fisik sama, tetapi cita rasanya sangat berbeda.
Dilihat dari
komposisi gizinya, cempedak tidak kalah dengan nangka yang biasa kita konsumsi.
Perbandingan komposisi gizi cempedak dan nangka dapat dilihat pada Tabel.
Dibandingkan dengan buah-buahan lain, cempedak mempunyai nilai energi
cukup tinggi, yaitu mencapai 116 kkal per 100 gram. Nilai energi pada buah
nangka masak adalah 106 kkal per 100 gram. Bagi yang sedang berdiet rendah
lemak, buah cempedak dapat menjadi pilihan karena kadar lemaknya sangat rendah,
yaitu 0,4 gram per 100 gram.
Sama halnya dengan buah nangka, buah cempedak juga memiliki kadar air
yang cukup tinggi. Fungsi air di dalam tubuh bukanlah sekadar untuk
menghilangkan dahaga, tetapi juga untuk mengurangi risiko stroke.
Cempedak juga dapat membantu menyehatkan mata. Hal tersebut dapat
dilihat dari kandungan vitamin A-nya yang cukup tinggi, yaitu sekitar 200 SI
per 100 gram.
Selain vitamin A, cempedak juga mengandung vitamin C lebih tinggi
dibandingkan nangka, yaitu masingmasing 15 gram dan 7 gram per 100 gram buah.
Kadar vitamin C pada 100 gram daging buah cempedak adalah kalsium, fosfor, dan
zat besi, masing-masing sebanyak 20, 30 dan 15 mg.
Satu hal pen ting dari buah cempedak adalah mengandung serat pangan
cukup tinggi. Kandungan seratnya dapat mencapai 2,31 persen, lebih tinggi
dibandingkan dengan serat pada buah durian 1,2 persen maupun buah strawberry
0,9 persen (lihat lampiran).
Antitumor dan Antimalaria
Bukan
hanya buahnya saja yang mempunyai nilai gizi yang sangat baik bagi kesehatan,
kulit batang cempedak ternyata mengandung komponen yang dapat membantu mencegah
tumor dan malaria. Di dalam kulit batang cempedak dan keluarga nangka-nangkaan
terdapat senyawa kimia artoindonesianidin.
Senyawa ini tergolong senyawa flavonoid yang mempunyai sifat antioksidan.
Uji biologis menunjukkan hanya dengan
konsentrasi kurang dari empat mikrogram per mililiter, senyawa artoindonesianidin dapat membunuh biakan
sel tumor leukimia menjadi tinggal separuhnya. Kemampuan senyawa artoindonesianidin ini termasuk luar
biasa karena berdasarkan data dunia farmasi, suatu senyawa layak digunakan
sebagai antitumor bila dapat membunuh sel tumor menjadi separuhnya dengan
konsentrasi di bawah 10 mikrogram per mililiter. Hal tersebut tentu merupakan
berita gembira bagi penggemar cempedak dan keluarga nangka-nangkaan lainnya.
Konon, senyawa tersebut bukan hanya terdapat pada kulit batangnya saja, namun
juga pada batang dan akarnya, sehingga ada kemungkinan besar senyawa tersebut
juga terdapat pada bagian buahnya.
Selain
sebagai antitumor, pada kulit batang cempedak terdapat senyawa utama beteriflavon C yang dapat menghilangkan
parasit penyebab malaria hingga 100 persen. Penemuan ini mempunyai arti penting
karena berdasarkan catatan WHO, ada 300 juta hingga 500 juta kasus malaria
setiap tahun. Penduduk Indonesia Timur juga telah banyak menggujnakan kulit
batang cempedak ini sebagai obat tradisional untuk mengatasi malaria.Seri Kesehatan Keluarga: Sehat dengan Buah
Penulis: Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS
DIAN RAKYAT (c) 2008
Advertisement